Gagal Jantung, Penyebab dan Jenisnya

Gagal jantung adalah kondisi medis yang terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah dengan cukup efektif untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk penumpukan cairan di paru-paru dan bagian tubuh lainnya, serta penurunan aliran darah ke organ vital.

Dilansir dari Siloamhospitals, Gagal jantung tidak berarti jantung berhenti bekerja sepenuhnya, tetapi lebih kepada kemampuan jantung untuk berfungsi secara optimal yang terganggu. Sementara itu, menurut Kemenkes Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis yang kompleks, yang dapat disebabkan oleh gangguan pada fungsi miokardium (baik sistolik maupun diastolik), penyakit pada katup jantung, perikardium, atau faktor lain yang dapat menghambat aliran darah.

Jenis-jenis Gagal Jantung

Gagal jantung dibagi menjadi dua jenis utama: gagal jantung akut dan gagal jantung kronis.

  1. Gagal Jantung Akut
    Gagal jantung akut terjadi secara tiba-tiba dan dapat menjadi kondisi yang mengancam jiwa. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari serangan jantung hingga reaksi terhadap obat-obatan atau infeksi. Gejala yang muncul bisa sangat parah dan memerlukan perawatan medis segera. Dalam kasus ini, pasien mungkin mengalami sesak napas yang parah, nyeri dada, dan kebingungan.
  2. Gagal Jantung Kronis
    Berbeda dengan gagal jantung akut, gagal jantung kronis adalah kondisi jangka panjang yang berkembang perlahan-lahan. Penyebab utamanya adalah kerusakan bertahap pada jantung akibat penyakit jantung koroner, hipertensi, atau diabetes. Gejala yang muncul mungkin tidak seburuk pada gagal jantung akut, tetapi dapat mengganggu kualitas hidup pasien secara signifikan.

Bagaimana Gagal Jantung Mempengaruhi Fungsi Jantung?

Fungsi jantung yang optimal melibatkan kemampuan jantung untuk mengisi darah dan memompanya ke seluruh tubuh. Dalam kondisi gagal jantung, kemampuan ini terganggu, yang dapat terjadi karena:

  • Hiperfungsi: Jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, yang dapat menyebabkan otot jantung menjadi tebal dan kaku.
  • Hipofungsi: Jantung tidak dapat memompa darah dengan cukup kuat, mengakibatkan penumpukan darah di ruang jantung dan penurunan aliran darah ke seluruh tubuh.

Akibatnya, organ dan jaringan tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup, yang dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Penumpukan cairan di paru-paru dapat mengakibatkan sesak napas, terutama saat beraktivitas atau berbaring. Di sisi lain, penurunan aliran darah ke organ vital dapat mengganggu fungsi normal ginjal, hati, dan organ lainnya.

Penyebab Gagal Jantung

Gagal jantung dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang memengaruhi struktur dan fungsi jantung. Memahami penyebabnya adalah langkah penting dalam upaya pencegahan dan pengelolaan kondisi ini. Berikut adalah beberapa penyebab umum gagal jantung:

1. Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner adalah penyebab paling umum dari gagal jantung. Kondisi ini terjadi ketika arteri yang menyuplai darah ke jantung menyempit atau tersumbat akibat penumpukan lemak (aterosklerosis). Penurunan aliran darah ini dapat menyebabkan serangan jantung, yang merusak otot jantung dan mengurangi kemampuannya untuk memompa darah.

2. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk gagal jantung. Ketika tekanan darah meningkat, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Seiring waktu, beban tambahan ini dapat menyebabkan otot jantung menjadi tebal dan kaku, mengakibatkan penurunan kemampuannya untuk memompa darah secara efisien.

3. Serangan Jantung

Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke bagian jantung terputus, biasanya akibat penyumbatan arteri. Kerusakan pada otot jantung akibat serangan jantung dapat menyebabkan gagal jantung, terutama jika tidak ditangani dengan cepat.

4. Penyakit Katup Jantung

Katup jantung berfungsi untuk mengatur aliran darah di dalam jantung. Jika katup mengalami kerusakan atau tidak berfungsi dengan baik (misalnya, akibat infeksi, penyakit reumatik, atau kelainan bawaan), jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, yang dapat menyebabkan gagal jantung.

5. Kardiomiopati

Kardiomiopati adalah penyakit yang mempengaruhi otot jantung secara langsung. Kondisi ini bisa bersifat genetik atau didapat, dan dapat menyebabkan jantung menjadi lebih lemah, berkontraksi secara tidak efisien, atau membesar, semua ini berkontribusi pada gagal jantung.

6. Penyakit Diabetes

Diabetes dapat merusak pembuluh darah dan saraf yang mengontrol jantung. Penderita diabetes berisiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung koroner dan hipertensi, yang keduanya dapat berkontribusi pada gagal jantung.

7. Faktor Risiko Gaya Hidup

Faktor gaya hidup juga memainkan peran penting dalam risiko gagal jantung. Kebiasaan seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, diet tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan gagal jantung.

Gejala dan Tanda-Tanda Gagal Jantung

Gagal jantung seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal. Namun, seiring berkembangnya kondisi ini, beberapa gejala dapat muncul dan menjadi semakin parah. Berikut adalah beberapa gejala umum gagal jantung yang perlu diperhatikan:

1. Sesak Napas

Salah satu gejala paling umum dari gagal jantung adalah sesak napas, yang bisa terjadi saat beraktivitas atau bahkan saat istirahat. Hal ini disebabkan oleh penumpukan cairan di paru-paru, yang mengurangi kapasitas paru-paru untuk mengalirkan oksigen.

2. Kelelahan dan Kelemahan

Penderita gagal jantung sering merasa lelah dan lemah, bahkan setelah melakukan aktivitas ringan. Ini terjadi karena tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi akibat berkurangnya aliran darah.

3. Pembengkakan

Pembengkakan (edema) dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, terutama di kaki, pergelangan kaki, dan perut. Ini disebabkan oleh penumpukan cairan akibat ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara efisien.

4. Batuk Kronis atau Napas Berbunyi Wheezing

Penderita gagal jantung mungkin mengalami batuk kronis yang disertai dengan napas berbunyi (wheezing). Hal ini terjadi karena cairan di paru-paru dapat mengiritasi saluran napas, menyebabkan batuk yang berkelanjutan.

5. Detak Jantung Tidak Teratur

Gagal jantung dapat menyebabkan perubahan dalam ritme detak jantung, yang dikenal sebagai aritmia. Ini dapat menimbulkan perasaan berdebar atau jantung bergetar.

6. Penurunan Berat Badan yang Drastis

Beberapa pasien mungkin mengalami penurunan berat badan yang signifikan, meskipun tidak ada perubahan pada pola makan. Ini bisa disebabkan oleh kehilangan nafsu makan atau pengeluaran energi yang lebih tinggi akibat stres pada jantung.

7. Kebingungan atau Gangguan Mental

Pasien dengan gagal jantung mungkin mengalami kebingungan atau gangguan mental lainnya. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya aliran darah yang cukup ke otak.