Ayam Gepuk Pak Gembus: Sejarah dan Ceritanya

Ayam, menjadi makanan favorit bagi kebanyakan orang. Dari situ, banyak dimanfaatkan oleh para orang untuk membuka bisnis kuliner. Bisnis kuliner, memang cocok untuk wilayah-wilayah yang banyak anak rantaunya. Dan bisa kita lihat dalam kota-kota pendidikan.

Kuliner Jakarta ini, wajib dicoba karena sudah viral dari tahun-tahun kemarin dan testimoninya cukup bagus. Disini, tersedia berupa menu paket, jadi kita jangan bingung pilih menunya. Karena cukup banyak dan bisa mengenyangkan perut!

Berikut, penjelasannya.

Tentang Ayam Gepuk Pak Gembus

Di ayam gepuk pak gembus, terdapat Paket Kenthir, yang terdiri dari sambal, ayam penyet 1 ekor, tahu, tempe, timun, dan kol. Harganya 44,8 k, jadi cukup worth it lah, untuk makan bersama (karena pesannya lewat aplikasi online).

Ayam yang dibuat juicy, cukup gurih, dan tasty. Kemudian, kematangan ayam pas dan perfect. Nasinya juga pulen, dengan sambal khas milik Pak Gembus. Ciri khas sambal, ada kacangnya. Level pedas sambal, ada 3 jenis, level sedang, pedas, dan angka (1-100).

Sambal yang dihadirkan, pedas sekai dengan catatan rasa ayamnya masih dinikmati. Tapi untuk yang tidak suka pedas, lebih baik jangan dicampur sambal atau sambalnya sedikit saja. Dimulai dari dulu, Pak Gembus yang suka masak ayam, jadinya mahir deh.

Perjuangan Ayam Gepuk Pak Gembus

Ayam Gepuk Pak Gembus

Pak Gembus sendiri, memiliki nama Pak Ridho, yang mana pernah menjadi mahasiswa di Undip jurusan Politeknik. Beliau, merupakan pegawai kantoran, yang memulai bisnis juga. Pernah juga, bekerja di perusahaan batu bara Kalimantan (8 bulan).

Selanjutnya, pernah bekerja di jabatan staf admin, PT Wilmar di Sambas selama 1,2 tahun. Pernah menjadi Customer Service Inbound di MNC (Indovision) selama 1,5 tahun. Tujuannya bekerja, memang untuk mencari modal usaha.

Baru memulai usaha, setelah resign dari MNC dan memulai membangun warung “Ayam Gepuk Pak Gembus” di Jalan Pesanggrahan, Jakarta Barat, pada tanggal 12 Oktober 2013. Modal yang diperlukan, sekitar 23 juta saat itu. Untuk membangun semua.

Untuk memenuhi kebutuhan bisnis, pastinya Pak Ridho harus berhutang sampai konsekuensi barang sebagai jaminan. Selama 6 bulan, bekerja sendiri membuka usaha, dan namanya baru buka pasti tidak langsung laris, alias merasakan fase sepi.

Sampai uang habis, pasti pernah dirasakan oleh owner. Memang, seorang pebisnis harus kuat mental untuk terus melakukan perjuangannya walaupun up and down. Semua pebisnis pasti pernah merasakan itu, jadi wajar. Pengalaman dulu, menjual 12 ekor ayam saja, sudah bahagia.

Laba bersih yang ia terima, sekitar 100-150 k. Ia kemudian, mempelajari bisnis franchise, karena sebelumnya belum memahami betul, bisnis yang ia kelola. Sampai beliau juga pernah melakukan langkah, dengan membuat proposal untuk mengundang Kokoh Dhani.

Cabang Ayam Pak Gembus

Kokoh Dhani, akhirnya tertarik dengan proposal yang ada, dan tertarik untuk membuka dua cabang, di Mangga Besar dan Kebon Sirih. Pak Ridho, hanya bermodalkan banner yang dilengkapi dengan nomor telepon untuk franchise.

Hingga kini Ayam Pak Gembus sudah memiliki 462 cabang se-Asia Tenggara. Kini, bisnis yang ia emban, tiap warungnya dapat menghabiskan 110 ekor ayam dan jika dihitung di seluruh cabang, bisa menghabiskan 12 ton ayam per harinya.

Pada akhirnya, beliau membuka induk perusahaan, berupa PT, yang bernama PT. Yellow Food Indonesia. Dibangun sejak Maret 2015, dengan kantor awalnya dijadikan satu dengan dapur. Kemudian, menjadi kantor sendiri di tahun 2016.

Jadi, ada yang bisa diambil hikmahnya bukan?

 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *